“Assalamu’alaykum ustad.. Mohon
penjelasannya tentang mubta’[1] yg
mahfudz[2]
(dibuang) bagaimana mengenalinya dan pembentukannya, syukron
sblmnya..Jazakallohu khairon katsirOo ustad”
Jawaban:
Sebelum menjawab, saya ingin menyampaikan
beberapa hal berikut:
1. Untuk bisa mengenali kedudukan suatu kata
dengan mudah, kita harus banyak mufrodat. Oleh karena itu saya sarankan kepada
para pelajar bahasa Arab –khususnya pemula- untuk memperbanyak mufrodat.
Caranya sudah saya jelaskan di blog http://pustakalaka.wordpress.com
atau di dalam ebook STRATEGI SUKSES BELAJAR BAHASA ARAB SECARA OTODIDAK.
2.
Ketika kita membaca literatur berbahasa Arab, tujuan
terpenting adalah kita faham isi literatur itu. Meskipun kita tidak tahu
kedudukan setiap kata yang ada dalam literatur. Selama kita faham maksud
isinya, itu sudah cukup.
3.
Terkadang, seseorang bisa memberikan penilaian yang
berbeda terhadap kedudukan sebuah kata. Namun perbedaan ini seringnya tidak
memberi pengaruh apa-apa terhadap pemahaman maksud dari kata itu. Misalnya saja
ada judul bab sebuah kitab begini “باب الصلاة” (Bab Sholat). Ada
yang membacanya begini “بابُ الصلاة” (Sebagai mubtada atau khobar
dari mubtada yang dihapus) atau “بابَ الصلاة” (Sebagai maf’ul bih
dari fi’il yang dihapus, yaitu “اقرأ”). Namun, apapun kedudukannya,
kita faham maksud dari judul bab itu, kan?
4. Pembahasan tentang mubtada yang dibuang
atau dihapus –setau saya- hanya ada di kitab-kitab nahwu tingkat lanjutan yang
berbahasa Arab. Jadi pembahasan ini tidak dibahas di kitab nahwu dasar.
Nah, berdasarkan beberapa hal di atas ini,
maka saya ingin sampaikan kepada Anda semua –tidak hanya kepada penanya-: Jika
Anda sudah menyelesaikan kitab nahwu tingkat dasar dengan baik dan sudah bisa
baca kitab gundul, silakan untuk membaca sendiri pembahasan tentang mubtada
yang dibuang. Baca di kitab nahwu lanjutan, seperti kitab Mulakhos atau
Al-Muyassar jilid 2. Insya Allah tidak akan sulit untuk memahaminya. Yang
penting Anda sudah bisa baca kitab gundul, meski untuk tingkatan pemula. Jika
menemui kesulitan, silakan tanyakan lagi nanti di sini. Semoga saya bisa
membantu memberi penjelasan. (Mohon nantinya disampaikan, dimana letak
bingungnya?)
Namun, jika Anda belum menyelesaikan kitab
nahwu pemula, maka saya sarankan untuk tidak ambil pusing dengan pembahasan
ini. Tanpa mempelajarinya di awal pun tidak akan masalah untuk Anda. Karena
memang pembahasan ini belum saatnya Anda pelajari.
Hanya saja, saya ingin memberikan sedikit
bocoran kepada Anda. Sengaja saya sampaikan ini karena insya Allah mudah
dicerna oleh para pemula. Saya sampaikan kepada Anda bahwa “Mubtada sering
dibuang dari judul-judul kitab, judul bab, judul artikel, dll.” Ingat!! Sering
dibuang bukan berarti selalu dibuang. Dan kembali ingat poin ke-3 di atas.
Barangkali ini dulu yang bisa saya
sampaikan.
Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.
Bogor, Jum’at ba’da Subuh 26 Jumadal Ula
1435H/28 Maret 2014 M
Muhammad Mujianto Al-Batawie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar