APA BEDANYA “لكِنْ” (LAAKIN) DENGAN “لكِنَّ” (LAAKINNA) ?
Pertanyaan:
“Ustadz, apa bedanya “لكِنْ”dan “لكِنَّ” ? Lalu, bagaimana cara membedakan “لكِنْ”dan “لكِنَّ” jika tertulis tanpa harokat? Bagaimana cara kita menentukan harokatnya?
Jawaban:
Bagi kawan-kawan yang sudah belajar ilmu Nahwu tingkat dasar, tentu
kenal dengan dua huruf ini. Huruf “لكِنْ” adalah termasuk HURUF ‘ATHOF (HURUF PENGHUBUNG) sedangkan huruf “لكِنَّ” termasuk saudari-saudarinya INNA.
Ketika di tingkat dasar, pembahasannya memang tidak diberikan terinci.
Biasanya cuma diberi contoh. Seperti misalnya contoh berikut:
مَا جَاءَ زَيْدٌ لكِنْ أَخُوهُ
“Zaid tidak datang,
namun saudaranya (yang datang)”
هُوَ غَنِيٌّ لكِنَّ بَيْتَهُ صغيرٌ
“Dia kaya, namun rumahnya kecil”
Kedua huruf ini akan mudah kita kenali jika diberi harokat lengkap.
Namun, bagaimana kita membedakannya jika kedua huruf ini tanpa harokat? Mana
yang huruf ‘athof dan mana yang termasuk saudarinya inna?
Insya Allah akan saya bahas dalam tulisan ini. Namun, karena tulisan ini
saya tujukan untuk pelajar pemula, maka saya berusaha untuk menyampaikannya
dengan bahasa yang mudah difahami oleh para pelajar pemula. Adapun bagi Antum
yang ingin mendapatkan pembahasan yang lebih mendetail lagi, silakan buka-buka
sendiri kitab-kitab Nahwu tingkat lanjutan yang berbahasa Arab.
>>> Huruf Istidrok
Kedua huruf ini dikenal dengan istilah huruf istidrok “اِسْتِدْرَاكٌ” (Membetulkan/Mengoreksi). Maksudnya huruf
ini berfungsi untuk mengoreksi sangkaan yang mungkin ditimbulkan oleh kalimat
sebelumnya. Misalnya begini.
Misalnya dikatakan “هُوَ غَنِيٌّ” (Dia kaya). Maka
umumnya orang akan menyangka bahwa rumahnya besar. Namun sangkaan ini dikoreksi
oleh kalimat setelahnya dengan menggunakan kedua huruf “لكِنَّ”. Sehingga kalimatnya
menjadi:
هُوَ غَنِيٌّ لكِنَّ بَيْتَهُ صغيرٌ
“Dia kaya, namun rumahnya kecil”
Dari sini kita bisa lihat bahwa huruf “لكن” ini terletak diantara dua hal yang saling
bertentangan. Dan dalam penerjemahan, biasanya diartikan dengan “NAMUN/TETAPI”.
>>> “لكِنَّ” Saudarinya INNA
Huruf “لكِنَّ” menjadi saudarinya INNA karena berfungsi
sama dengan INNA, yaitu MENASHOBKAN mubtada dan MEROFA’KAN khobar. Jadi huruf
ini masuk kepada JUMLAH ISMIYYAH yang tersusun dari MUBTADA & KHOBAR.
Kemudian huruf ini mengubah I’robnya, yang tadinya MARFU’-MARFU’ menjadi
MANSHUB-MARFU’.
Contoh:
حَضَرَ الطُّلَّابُ لكِنَّ زَيْدًا غَائِبٌ
“Para siswa hadir, namun Zaid tidak hadir”
Nah, jadi ciri dari huruf ini ialah, setelahnya adalah JUMLAH ISMIYYAH
yang I’robnya MANSHUB-MARFU’. Lihat contoh di atas.
Namun, huruf ini boleh diringankan cara membacanya, yaitu dengan
membuang satu huruf NUN-nya. Sehingga penulisannya sama dengan HURUF ‘ATHOF “لكِنْ”. Di saat seperti ini, huruf ini jadi tidak berfungsi.
Dia tidak lagi menashobkan mubtada dan khobar.
Contoh:
حَضَرَ الطُّلَّابُ لكِنْ زَيْدٌ غَائِبٌ
“Para siswa hadir, namun Zaid tidak hadir”
Jadi, cara mudah untuk mengenal huruf ini ialah dengan melihat keadaan
didepannya. Jika berupa jumlah ismiyyah yang MANSHUB-MARFU’, maka dia diberi
harokat “لكِنَّ”. Namun, jika berupa jumlah ismiyyah yang
MARFU’-MARFU’, maka dia diberi harokat “لكِنْ”.
Lalu, bagaimana membedakannya dengan huruf ‘athof?
>>> “لكِنْ” Huruf ‘Athof
Huruf “لكِنْ” jika ingin menjadi huruf ‘athof, maka
harus terpenuhi 3 syarat:
(1). ‘ATHOFnya berupa MUFROD (BUKAN KALIMAT).
(2). Tidak didahului oleh huruf WAWU (ولكِن).
(3). Harus didahului oleh kalimat NEGATIF (NAFI/NAHI), misalnya dengan
“TIDAK” atau “JANGAN”.
Contoh:
مَا قَرَأْتُ جَرِيْدَةً لكِنْ مَجَلَّةً
“Aku tidak membaca koran, namun majalah”
لَا تَضْرِبْ قِطًّا لكِنْ كَلْبًا
“Jangan pukul kucing, namun anjing!”
Nah, jika tidak terpenuhi tiga syarat ini, maka kita masukkan saja dia
kedalam kelompok saudarinya INNA yang diringankan bacaannya.
Contoh:
لم
آكُلْ طَعَامًا وَ لَكِنْ شَرِبْتُ مَاءً
“Aku belum makan makanan,
namun aku sudah minum air”
Atau,
عُثْمَانُ مُجْتَهِدٌ لكِنْ أَخُوهُ كَسْلَانُ
“Utsman
bersungguh-sungguh, namun saudaranya malas”
>>> Jika Tertulis Tanpa Harokat
Lalu, bagaimana seandainya kedua huruf ini tertulis tanpa harokat? Kapan
kita baca LAAKIN “لَكِنْ” dan kapan kita baca LAKINNA “لَكِنَّ”?
Berdasarkan penjelasan di atas, kita bisa menentukan harokat lengkap huruf “لكن” dengan langkah-langkah berikut:
(1). Jika memenuhi syarat menjadi huruf ‘athof, maka kita baca LAAKIN “لَكِنْ”.
(2). Jikat tidak memenuhi syarat, kita lihat depannya. Jika berupa
jumlah ismiyyah yang MANSHUB-MARFU’, maka kita baca LAAKINNA “لَكِنَّ”.
(3). Namun, jika di depannya adalah jumlah ismiyyah yang MARFU’-MARFU’
(mubtada-khobar) atau JUMLAH FI’LIYYAH, maka
kita baca LAAKIN
“لَكِنْ”.
Demikian saja. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam.
Bogor, Senin siang 12 Rajab 1435H/12 Mei 2014
Muhammad Mujianto al-Batawie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar