Senin, 12 Mei 2014

PERTANYAAN ANDA (6)






 KENAPA FI’IL خَافَ DIKATAKAN BERPOLA فَعِلَ?

Pertanyaan:

“Ustadz, kenapa fi’il خَافَdikatakan berpola فَعِلَ ? Bukankah harokatnya beda? Mohon penjelasannya…”

Jawaban:


Sebelum menjawab pertanyaan ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal berikut:

1.      Kepada kawan-kawan yang baru belajar bahasa Arab (khususnya ilmu Shorof) hendaknya terlebih dahulu memantapkan hafalan tashrif fi’il shohih terlebih dahulu. Jangan menghafal tashrif fi’il mu’tal jika tashrif fi’il shohih belum mantap dikuasai.
2.      Kemudian, ketika awal-awal belajar tashrifan, fokuskan saja pada hafalan pola-pola kata yang tersedia. Hafalkan hingga betul-betul melekat kuat di kepala. Baca terus berulang-ulang hingga lancar.
3.      Khusus untuk pembaca KITAB FAHIMNA, ketika Antum sudah sampai tashrif fi’il mu’tal, maka hafalkan saja pola-pola yang sudah disediakan. Jangan dipusingkan dengan “dari mana asal fi’il-fi’il yang ada”. Hafalkan saja. Sengaja memang saya tidak jelaskan proses penghilangan dan pengubahan huruf-huruf illat agar pembaca fokus pada hafalan pola yang diberikan.
4.      Setelah Antum belajar KITAB FAHIMNA ILMU SHOROF, saya sangat menyarankan Antum belajar KITABUT TASHRIF. Mulai lagi dari awal. Pelajari dulu fi’il-fi’il yang shohih. Setelah itu baru belajar fi’il yang mu’tal disertai keterangan proses pengilangan dan pengubahan huruf-huruf illat.
5.      Jika Antum saat ini sedang mengajarkan KITAB FAHIMNA, saya sarankan kepada Antum untuk menyampaikan hal ini kepada murid-murid Antum.

Adapun jawaban dari pertanyaan ini akan saya kutipkan dari KITABUT TASHRIF BUKU 2 hal 50. Di sana dijelaskan begini:

خَافَ، اَصْلُهُ خَوِفَ عَلَى وَزْنِ فَعِلَ. قُلِبَتِ الْوَاوُ اَلِفًا لَتَحَرًّكِهَا وَ انْفِتَاحِ مَا قَبْلَهَا فَصَارَ خَافَ، وَ كَذَا إِلَى خَافَتَا.

“”خَافَ” bentuk asalnya adalah “خَوِفَ” berdasarkan wazan “فَعِلَ”. Kemudian huruf wawu diganti alif karena berharokat dan huruf sebelumnya berharokat fathah, sehingga menjadi “خَافَ”. Demikian pula hingga “”خَافَتَا” (penjelasannya sama)”

Wallahu a’lam.

Bogor, Selasa dini hari 13 Rajab 1435H/13 Mei 2014

Muhammad Mujianto al-Batawie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar