KENAPA FI’IL “يَعْبُدُوْنَ” DIBACA “يَعْبُدُوْنِ”?
Pertanyaan:
“Ustadz, kenapa di QS. Adz-Dzariyaat ayat 56 FI’IL “يَعْبُدُوْنَ” DIBACA يَعْبُدُوْنِ” berharokat akhir kasroh? Bukankah fi’il
tidak boleh berharokat akhir kasroh?
Jawaban:
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam QS.
Adz-Dzariyaat ayat 56:
وَ مَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَ الْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Dan Aku
tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”
Sebenarnya bentuk asalnya begini:
لِ + يَعْبُدُوْنَ + نِ + يْ
Kemudian menjadi “لِيَعْبُدُوْنِ” dengan penjelasan
berikut:
(1). Fi’il “يَعْبُدُوْنَ” kemasukan LAM KAY,
sehingga huruf NUN-nya dibuang (HAZFUN NUN) menjadi “يَعْبُدُوْ”. Ingat! Af’alul
Khomsah jika kemasukan amil nashob maka huruf nun-nya dibuang. Penjelasannya
ada di KITAB FAHIMNA NAHWU LANJUTAN.
(2). Karena fi’il mudhore ini bersambung dengan DHOMIR MUTTASHIL “يْ” (Aku/Saya), maka harus
diletakkan NUN WIQOYAH antara fi’il dan dhomir agar fi’il tidak berharokat
kasroh. Penjelasan NUN WIQOYAH bisa dibaca di KITAB FAHIMNA.
(3). Untuk meringankan bacaan, maka dhomir muttashil “يْ” dibuang. Hingga tersisalah NUN
WIQOYAH yang berharokat kasroh. Jadi yang berharokat kasroh itu nun wiqoyah,
bukan nun fi’il mudhore.
Sehingga jadilah seperti ini:
لِيَعْبُدُوْنِ
Wallahu a’lam.
Mantaf akh...
BalasHapus